Midle Tes Media Pembelajaran

Klik Jawaban Mid Tes

Kamis, 09 April 2015

Apa Itu Teater?

WHAT IS THEATER???

Sebelum membahas lebih lanjut tentang theater yuk kita intip dulu sebenarnya apa sich teater itu dan bagaimana asal mula teater tersebut?. Yups, in this book dijelaskan bahwa theater telah dipercayai keberadaannya sejak manusia melakukan interaksi antara satu individu dengan yang lain. Interaksi tersebut bersamaan dengan tafsiran-tafsiran terhadap alam semesta. If so… pemaknaan-pemaknaan teater tidak jauh dengan interaksi manusia dengan alam semesta.
The theater berasal dari kata yunani kuno yaitu theatron yang berarti seeing place atau tempat menyaksikan. Theater lebih cenderung kepada aktivitas melakukan suatu pementasan yang dilakukan oleh sekelompok orang. Guys..!! selama ini kita mengenal istilah teater sama dengan drama. teater dan drama merupakan dua hal yang sulit dipisahkan. Karena antra mereka mempunyai ikatan yang sangat kuat. Namun dapat kita bedakan bahwasnya teater lebih cenderung pada aktivitas pertunjukan sedangkan drama adalah lebih identik dengan naskah, lakon dan karya sastra.
Jika kita tinjau dari tingkat kerumitannya, teater memanglah sebuah karya seni yang sangat rumit, karena melibatkan beberapa keahlian dan keterampilan. Seni teater menggabungkan dua unsure, yakni : unsure audio visual dan kinestetik.
Pertunjukan ini merupakan proses seseorang atau sekelompok manusia dalam rangka mencapai tujuan artistik secara bersama. Dalam proses produksi artistik ini, ada sekelompok orang yang mengkoordinasikan kegiatan (tim produksi). Kelompok ini yang menggerakkan dan menyediakan fasilitas, teknik penggarapan, latihan-latihan, dan alat-alat guna pencapaian ekspresi bersama. Hasil dari proses ini dapat dinikmati oleh penyelenggara dan penonton. Antara mereka harus bekerjasama guna menuai hasil yang maksimal. Harus ada rasa saling memahami dan mengisi antar pribadi. So guys, with these we can learn about many things coz this is the real lerning about life!! We can see our life with a theater. Lets having fun with theater.
Check it out..!!

*

1. PENGETAHUAN TEATER
A. Definisi teater
Teater berasal dari bahasa yunani yaitu theatron dan dalam bahasa inggrisnya seeing place yang berarti tempat pertunjukan. atau dalam bahasa sederhannya adalah pertunjukkan yang dilakukan oleh lakon atau pemain dan disaksikan oleh penonton dalam suatu tempat. Maka dari itu pertunjukkan membutuhkan pemain, penonton dan pentas untuk melakukan suatu pertunjukkan.
Selama ini kita memahami bahwa teater adalah drama. dalam pembahsan kali ini mari kita cerna kembali, apakah memang sama antara teater dan drama. darama berasal dari kata draomai yang berasal dari bahasa yunani kuno yang berarti bertindak atau berbuat. Nah dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa teater adalah berkaitan langsung dengan pertunjukkan sedangkan darama berkaitan dengan lakon atau naskah cerita yang akan dipentaskan. Jika drama adalah berhubungan dengan lakon dan naskah, dan teater adalah pertunjukkan maka darama adalah bagian dari teater. 
Pada era saat ini istilah teater lebih popular daripada drama. memang karena kedua hal tersebut sangat susah dipisahkan karena tidak mungkin suatu pertunjukkan dilakukan jika tidak ada lakon dan ceritannya. Berkaitan dengan teater dan drama maka drama turgi membahas secara lanjut tentang cara memulai menulis naskah hingga pementasannya. Ada empat formuls untuk mempelajari hal tersebut yaitu : 4M, Menghayal, Menuliskan, Memainkan, dan menyaksikan.
A. Sejarah Singkat Teater
Waktu dan tempat pertunjukan teater yang pertama kali dimulai tidak diketahui. Adapun yang dapat diketahui hanyalah teori tentang asal mulanya. Di antaranya teori tentang asal mula teater adalah sebagai berikut. 
• Berasal dari upacara agama primitif. 
• Berasal dari nyanyian untuk menghormati seorang pahlawan di kuburannya. 
• Berasal dari kegemaran manusia mendengarkan cerita. 

Dalam asal mula teater ada beberapa teater yang terdapat pada teater barat diantaranya yaitu:
Teater Yunani Klasik 
Teater Romawi Klasik
Teater Abad Pertengahan
Renaissance
Teater Zaman Elizabeth
Teater abad 17 di Spanyol dan Perancis
Teater Restorasi di Inggris
Teater Abad 18
Teater Awal Abad ke 19
Teater Abad 19 dan Realisme
Teater Abad 20
Adapun teater-teater yang terdapat di Indonesia yaitu :
 Teater tradisional, yang merupakan bagian dari suatu upacara keagamaan ataupun upacara adat-istiadat dalam tata cara kehidupan masyarakat kita. Pada saat itu, yang disebut “teater”, sebenarnya baru merupakan unsur-unsur teater, dan belum merupakan suatu bentuk kesatuan teater yang utuh. Adapun teater tradisional meliputi :
Wayang merupakan suatu bentuk teater tradisional yang sangat tua, dan dapat ditelusuri bagaimana asal muasalnya. Dalam menelusuri sejak kapan ada pertunjukan wayang di Jawa, dapat kita temukan berbagai prasasti pada Zaman Raja Jawa. 
Wayang Wong (wayang orang) 
Makyong (Pulau Mantang, Riau)
Randai (Minangkabau, SUMBAR) 
Mamanda (Kalimantan Selatan)
Lenong (Betawi)
Longser (Sunda, JABAR)
Ubrug (Banten)
Ketoprak (Jawa Tengah & Jawa Timur)
Ludruk (Jombang Jawa Timur)
Gambuh (Bali)
Arja (Bali)
 Teater Modern
 Teater Transisi adalah penamaan atas kelompok teater pada periode saat teater tradisional mulai mengalami perubahan karena pengaruh budaya lain.
Teater Indonesia tahun 1920-an 
Teater Indonesia tahun 1940-an 
Teater Indonesia Tahun 1970-an
Teater Indonesia Tahun 1980 – 1990-an 
Teater Kontemporer Indonesia 
Dalam teater ada beberapa unsur utama yaitu naskah lakon, sutradara, pemain, penonton dan tata artistik. Tanpa keempat unsur tersebut pertunjukan teater tidak bisa diwujudkan. Untuk mendukung unsur pokok tersebut diperlukan unsur tata artistik yang memberikan keindahan dan mempertegas makna lakon yang dipentaskan.
B. Jenis-jenis Teater
Teater Boneka
Teater Musikal
Teater Dramatik
Teater Gerak
Teattrikalisasi puisi
C. Gaya Pementasan
Gaya dapat diartikan sebagai warna-warni ekspresi dan cara yang digunakan untuk menunjukkan suatu pertunjukan. ada tiga gaya yang mendasari gaya penampilan teater : presentasional, representasional (realisme), dan post-realistic.

**





B. LAKON
Teater memiliki sekurang-kurangnya empat unsur penting dalam setiap pementasan, yaitu :
 pertama, lakon atau cerita yang ditampilkan, 
 bisa berwujud sebuah naskah atau skenario tertulis, skenario tak tertulis (dalam teater kerakyatan).
 Kedua, pemain adalah orang yang membawakan lakon tersebut.
 Ketiga, sutradara sebagai penata pertunjukan di panggung. 
 Keempat, penonton adalah sekelompok orang yang menyerahkan sebagian dari kemerdekaannya untuk menjadi bagian dari tokoh yang tampil dalam suatu lakon dan menikmatinya.
Dalam teater ada dua nsur yaitu intrinsic dan ekstrinsik . adapun unsure intrinsic meliputi :
 Tema 
 Plot (alur cerita), secara sederhana, plot mempunyai dua macam jenis yaitu :
• Simple plot atau plot lakon adalah lakon hanya mempunyai satu alur cerita dan konflik yang bergerak dari awal hingga akhir
• Multi plot adalah lakon yang memiliki satu alur utama dengan beberapa subplot yang saling berkesinambungan.
 Setting, dapat juga diartikan sebagai latar.
• Latar tempat
• Latar waktu
• Latar peritiwa
 Struktur dramatic
 Tipe lakon
 Dan penokohan

***


C. PENYUTRADARAAN
Pada awal mulanya, dalam teater tidak mengenal istilah penyutradaraan karena jika para pemain ingin melakukan suatu pementasan, mereka hanya berlatih secara bersama-sama. Karena adanya proses peremajaan pemain maka pemain yang lama dan yang lebih berpengalaman maka mereka melatih bagi mereka yang baru belajar. Oleh karena itu seorang sutradara harus lebih banyak tahu daripada yang lain. Karena bentuk berhasil atau tidaknya suatu pertunjukan tergantung pada sutradara yang membentuk peretunjukan tersebut.
Seorang sutradara harus menguasai banyak hal karena banyak sekali yang harus ia lakukan, diantaranya: 
 Menetukan lakon dengan cara dari naskah sendiri atau naskah orang lain yang telah tersedia.
 Menganalisis lakon : analisis dasar, interpretasi, dan konsep pementasan
 Menetukan pemain, untuk menentukan pemain biasanya berdasarkan atas ; penampilan fisik dan kecakapan pemain.
 Menetukan bentuk dan gaya pementasan.
 Memahami dan mengatur blocking (aturan perpindahan tempat dari satu titik ketitik yang lain).
 Dan yang terakhir yakni melakukan serangkaian latihan dengan pemain dan tim artistic.


****





D. PEMERANAN
a. Olah Tubuh
Dalam bacaan ini dapat diketahui bahwa pemeran atau aktor adalah salah satu elemen pokok dalam pertunjukan teater. Sebelum memainkan karakter, pemeran harus menguasai tubunhya. Oleh karena itu, seorang pemeran harus ikhlas belajar demi pencapaian kualitas tubuh agar enak ditonton. Proses belajar penguasaan tubuh memerlukan waktu yang panjang dan secara kontinu serta tidak bisa dilakukan secara terburu-buru.
Seorang pemeran adalah seorang seniman yang memainkan peran yang digariskan oleh penulis naskah dan sutradara. Untuk mewujudkan laku peran di atas pentas, pemeran harus mengetahui, memahami, dan memfungsikan dengan baik alat dan sarana yang akan dipergunakan. Alat dan sarana tersebut adalah tubuh dan jiwanya sendiri.
Dalam pemeranan, posisi tulang belakang dapat menyampaikan pesan atau gambaran pada penonton berbagai kondisi yang dialami. Gambaran ketika sedang tegang atau tenang, letih atau segar, tua ataumuda sangat dipengaruhi oleh posisi tulang belakang. Tulang belakang juga membantu keberlangsungan perubahan sikap tubuh dan bunyi suara.
Latihan olah tubuh melatih kesadaran tubuh dan cara mendayagunakan tubuh. Olah tubuh dilakukan dalam tiga tahap, yaitu latihan pemanasan, latihan inti, dan latihan pendinginan. Latihan pemanasan (warm-up), yaitu serial latihan gerakan tubuh untuk meningkatkan sirkulasi dan meregangkan otot dengan cara bertahap. Latihan inti, yaitu serial pokok dari inti gerakan yang akan dilatihkan. Latihan pendinginan atau peredaan (warm-down), yaitu serial pendek gerakan tubuh untuk mengembalikan kesegaran tubuh setelah menjalani latihan inti.

b. Persiapan
Sebelum melakukan latihan harus memperhatikan denyut nadi. Mengetahui denyut nadi sebelum latihan fisik dianjurkan karena berhubungan dengan kerja jantung. Cara untuk menghitung denyut nadi, yaitu dengan menghitung denyut nadi yang ada di leher atau denyut nadi yang ada di pergelangan tangan dalam. Penghitungan denyut nadi yang ada dipergelangan tangan lebih dianjurkan untuk menghasilkan perhitungan yang tepat. Cara penghitungan denyut nada yang ada dipergelangan tangan, yaitu dengan meletakkan jari tengah di atas pergelangan tangan dalam segaris dengan ibu jari atau jari jempol.

c. Pemanasan 
Sebelum melakukan latihan kita dapat melakukan beberapa tahap untuk pemanasan, diantranya yaitu : 
• Pemanasan jari pergelangan tangan
• Pemanasan siku
• Pemanasan bahu
• Pemanasan leher
• Pemanasan batang tubuh
• Pemanasan tungkai kaki dan punggung
• Pemanasan pergelangan kaki, tungkai dan punggung

d. Latihan Inti
Latihan Olah tubuh inti yaitu serial pokok dari gerakan yang akan dilatih sesuai dengan tujuan membentuk ketahanan tubuh, kelenturan tubuh, dan ketangkasan fisik. Dalam latihan inti ada beberapa macam yang dapat dilakukan untuk dilatih.
• Ketahanan
Pedoman dalam melakukan latihan olah tubuh ketahanan adalah sebagai berikut.
a. Coba untuk konsentrasi dan konsekuen dalam latihan ini.
b. Ajaklah teman sebagai patner ataupun sebagai pengawas dalam latihan.
c. Untuk latihan gerak tertentu, pergunakan matras sebagai pelindung maupun sebagai alas latihan.
d. Lakukan dengan rileks dan jangan terburu-buru. Prinsip dari dasar dari latihan ini adalah pengulangan-pengulangan secararutin.
• Kelenturan
Kelenturan adalah kelemah-lembutan atau kekenyalan dari otot dan kemampuannya untuk meregang cukup jauh agar memungkinkan persendian dapat beraksi dengan lengkap dalam jarak normal dan dari gerakan ini tidak menyebabkan cedera.
• Ketangkasan
Ketangkasan merupakan suatu bentuk latihan olah tubuh yang difokuskan pada keterampilan, kecepatan, dan kegesitan.



e. Pendinginan
Pendinginan atau peredaan (warm-down) yaitu serial pendek gerakan latihan yang bertujuan untuk menyegarkan kembali kondisi tubuh. Pengenduran otot-otot dilakukan untuk memperbaiki kelenturan tubuh yang menegang akibat latihan inti. Sasaran dari latihan ini adalah sebagai berikut. 
a. Mengakhiri setiap latihan dalam suasana yangmenyenangkan.
b. Menetapkan suatu serial gerakan dengan maksud untuk mempertahankan penambahan sirkulasi yang ringan,meregangkan otot-otot dan melancarkan peredaran darah, serta menstabilkan pernafasan.
c. Memperbaiki kesadaran diri dari kebutuhan-kebutuhan otototot.

f. Relaksasi
Relaksasi adalah memposisikan tubuh dalam kondisi yang rileks, tanpa tegangan. Akan tetapi, meskipun tubuh rileks bukan berarti berada dalam keadaan pasif (tanpa bergerak).
Pedoman melakukan relaksasi adalah sebagai berikut.
a. Konsentrasi pada nafas, 
b. Santai dan kendorkan semua pikiran
c. Gunakan nafas segitiga, yaitu menghirup, menahan, dan menghembuskan nafas dengan hitungan yang sama.
d. Pilihlah pose-pose yang sesuai dengan kemampuan, jangan memaksakan suatu pose tetapi tidak merasa nyaman.

 Olah suara
Suara adalah unsur penting dalam kegiatan seni teater yang menyangkut segi auditif atau sesuatu yang berhubungan dengan pendengaran.
Seorang pemeran dalam pementasan teater menggunakan dua bahasa, yaitu bahasa tubuh dan bahasa verbal yang berupa dialog. Bahasa tubuh bisa berdiri sendiri, dalam arti tidak dibarengi dengan bahasa verbal. Akan tetapi, bisa juga bahasa tubuh sebagai penguat bahasa verbal. Dialog yang diucapkan oleh seorang pemeran mempunyai peranan yang sangat penting dalam pementasan naskah drama atau teks lakon. Hal ini disebabkan karena dalam dialog banyak terdapat nilai-nilai yang bermakna. Jika lontaran dialog tidak sesuai sebagaimana mestinya, maka nilai yang terkandung tidak dapat dikomunikasikan kepada penonton. Hal ini merupakan kesalahan fatal bagi seorang pemeran.
Ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh seorang pemeran tentang fungsi ucapan, yaitu sebagai berikut.
a. Ucapan yang dilontarkan oleh pemeran bertujuan untuk menyalurkan kata dari teks lakon kepada penonton. 
b. Memberi arti khusus pada kata-kata tertentu melalui modulasi suara.
c. Memuat informasi tentang sifat dan perasaan peran, misalnya: umur. kedudukan sosial, kekuatan, kegembiraan, putus asa, marah, dan sebagainya.
d. Mengendalikan perasaan penonton seperti yang dilakukan oleh musik.
e. Melengkapi variasi.
• Persiapan
Sebelum melakukan latihan olah suara sebaiknya mempelajari organ produksi suara. Organ produksi suara pada manusia terbagi menjadi tiga, yaitu organ pernafasan, resonator, dan organ pembentuk kata. Organ pernafasan terdiri dari hidung, tekak atau faring, pangkal tenggorokan atau laring, batang tenggorokan atau trakea, cabang tenggorokan atau bronkus, paru-paru, serta pita suara. Resonator terdiridari: rongga hidung, rongga mulat, dan rongga dada.
• Pemansan
Setelah mengetahui macam-macam, letak, dan fungsi dari organ produksi suara, maka latihan pemanasan siap dilakukan. Fungsi pemanasan ini adalah mengendorkan otot-otot organ produksi suara. Latihan pemanasan olah suara diawali dengan senam wajah, senam lidah, dan senam rahang. Pedoman latihan olah suara adalah sebagai berikut.
a. Konsentrasi dan sadar pada pekerjaan. 
b. Santai dan lakukan pengulangan-pengulangan. 
c. Hindari keteganggan dan lakukan segala sesuatu dengan wajar secara alami.
d. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, jangan lakukanlatihan secara terburu-buru. e. Lakukan semua latihan ini dimulai dari tempo lambat sampai dengan tempo cepat.
• Senam wajah
• Senam lidah
• Senam rahang bawah
• Latihan tenggorokan bawah
• Berbisik
• Bergumam 
Fungsi bergumam adalah sebagai pemanasan organ produksi suara.
• Bersenandung
Fungsi latihan bersenandung adalah untuk pemanasan organ produksi suara sekaligus untuk melatih penguasaan melodi.
 Latihan-latihan
o pernafasan
Dalam latihan terdapat yang namanya latihan pernafasan, ada beberapa bagian pernafasan yang harus dilatih kembali :
• Latihan pernafasan dasar
• Latihan pernafasan perut
• Latihan pernafasan dada
• Diafragma

o Diksi
-latiahn huruf -latihan kata -latihan kalimat
o Artikulasi
Dalam latihan artikulasi tahap-tahapnya samadengan latihan diksi
o Intonasi yang meliputi 
-jeda -tempo -timbre -nada
o Wicara
Wicara adalah cara berbicara dan cara mengucapkan sebuah dialog dalam naskah lakon. Penggunaan diksi, artikulasi dan intonasi, diaplikasikan dalam wicara. Oleh karena suara adalah kendaraan imajinasi pemeran, maka wicara harus dilakukan dengan memperhatikan teknik olah suara.
o Relaksasi
Pedoman melakukan relaksasi ini adalah sebagai berikut
a. Konsentrasi pada nafas, bila perlu rasakan perjalanan udara yang dihirup mulai dari hidung, tenggorokan, dan paru-paru.
b. Santai dan kendorkan semua pikiran, otot-otot, dan jangan ada yang mengganggu atau keteganggan otot-otot produksi suara.
c. Gunakan nafas segitiga yaitu menghirup, menahan, dan menghembuskan nafas dengan hitungan yang sama.


 Olah rasa
 konsentrasi 
 gesture
 imajinasi
 Tekhnik dasar pemeranan
 Tekhnik muncul
 Tekhnik member isi
 Tekhnik pengembangan
 Latihan membina puncak 
 Tekhnik penonjolan
 Tekhnik pengulangan
 Tekhnik improvisasi

 Penghayatan karakter
 Analisis karakter
-sosiologis -historis -psikologis -fisiologis -moral
 Observasi
 Interpretasi
 Ingatan emosi
 Irama
 Pendekatan karakter peran

 Melaksanakan pemeranan
 Pantomime
 Monolog
 Mendongeng
 Memainkan fragmen
 Memainkan drama pendek
 Memainkan drama panjang



*****


E. TATA ARTISTIK

A. Tata rias
Seperti yang kita ketahui, kalau membahas tentang rias pasti tidak jauh dengan make up dll, yang tidak lain tujuannya adalah ingin mengubah wajah menjadi lebih menarik seperti yang diinginkan oleh perias atau yang dirias. Dalam theater tata rias lebih dispesifikkan pada seni merubah wajah yang sesuai dengan karakter tokoh.
Tata rias pada jaman kuno topeng/kedok dijadikan sebagai alat untk penegasan karakter. Sedangkan rakyat primitive menggunakan bedak tebal yang terbuat dari bahan alami. Dengan demikian maka tat arias sangatlah berperan penting pada kesenian theater.

a. Fungsi tata rias
Tokoh dalam teater memiliki karakter berbeda-beda. Penampilan tokoh yang berbeda-beda membutuhkan penampilan yang berbeda sesuai karakternya. Tata rias merupakan salah satu cara menampilkan karakter tokoh yang berbeda-beda tersebut. Tata rias dalam teater memiliki fungsi sebagai berikut.
�� Menyempurnakan penampilan wajah
�� Menggambarkan karakter tokoh
�� Memberi efek gerak pada ekspresi pemain
�� Menegaskan dan menghasilkan garis-garis wajah sesuai dengan tokoh
�� Menambah aspek dramatik.

b. Jenis tata rias
 Tata rias korektif : suatu betuk tata rias yang bersifat menyempurnakan (koreksi).
 Tata rias fantasia tau sering disebut dengan tat arias karakter khusus karena menampilkan wujud rekaan dengan mengubah wajah tidak realistis.
 Tata rias karakter : tat arias yang merubah wajah seseorang yang sesui unsure perwatakan, umur, sifat dan karakter khusus tokoh.






c. Bahan dan alat tat arias

Bahan Tata Rias Alat Tata Rias
Cleanser Sikat alis & bulu mata
Astringent Kuas alis & eyeliner
Concealer Kuas bibir & concealer
Foundation Kuas eyeshadow & kipas
Losse powder Kuas shading & blush on
Compact powder Kuas powder & V.D spuff
Blush on Spon wajik & bundar
Kosemetik bibir Aplikator berujung spon
Kosmetik mata Pinset & gunting
Body painting Pencukur alis & jepit bulu mata


d. Praktek tata rias
 Persiapan 
 Perencanaan
 Persiapan tempat
 Persiapan bahan dan peralatan
 Persiapan pemain : melindungi tubuh dan kepala pemain, membersihkan wajah, dan menegnal wajah pemain.
e. Design
Desain adalah rancanagan berupa gambar atau sketsa sebagaib dasar penciptaan.
f. Tata rias dan keterangannya seperi halnya yang telah dipaparkan diatas.

B. Tata busana
Tata busana adalah seni pakaian dan segala perlengkapan yang menyertai untuk menggambarkan tokoh.
a) Fungsi tata busana
Busana yang dipakai manusia beraneka ragam bentuk dan fungsinya. Fungsi busana dalam kehidupan sehari-hari untuk melindungi tubuh, mencitrakan kesopanan, dan memenuhi hasrat manusia akan keindahan Busana dalam teater memiliki fungsi yang lebih kompleks, yaitu. 
�� Mencitrakan keindahan penampilan
�� Membedakan satu pemain dengan pemain yang lain
�� Menggambarkan karakter tokoh
�� Memberikan efek gerak pemain
�� Memberikan efek dramatic
b) Jenis tata busana
Busana sangat beragam jenis dan bentuknya. Busana teater secara garis besar dapat digolongkan dalam beberapa jenis, yaitu; busana sehari-hari, busana tradisional, busana sejarah, dan busana fantasi.
c) Bahan dan peralatan tata busana

Bahan tata busana Peralatan tata busana
Bahan alami Gunting & penggaris
Tekstil Rader & pencabut benang
Busa Mesin Jahit & jarum
Spon Setrika
kulit Boneka jahit

d) Praktek tata busana
 Menganalisis naskah
 Diskusi dengan sutradaradan pemain
 Mengenal tubuh pemain
 Persiapan pementasan 
 Desain
 Mengerjakan busana

C. TATA CAHAYA
Cahaya adalah unsur tata artistik yang paling penting dalam pertunjukan teater. Tanpa adanya cahaya maka penonton tidak akan dapat menyaksikan apa-apa. Dalam pertunjukan era primitif manusia hanya menggunakan cahaya matahari, bulan atau api untuk menerangi. Sejak ditemukannya lampu penerangan manusia menciptakan modifikasi dan menemukan hal-hal baru yang dapat digunakan untuk menerangi panggung pementasan. Seorang penata cahaya perlu mempelajari pengetahuan dasar dan penguasaan peralatan tata cahaya. Pengetahuan dasar ini selanjutnya dapat diterapkan dan dikembangkan dalam pelanataan cahaya untuk kepentingan artistik pemanggungan.
Fungsi tata cahaya
Banyak hal yang bisa dikerjakan bekaitan dengan peran tata cahaya tetapi fungsi dasar tata cahaya ada empat, yaitu penerangan, dimensi, pemilihan, dan atmosfir (Mark Carpenter, 1988). 
�� Penerangan. Inilah fungsi paling mendasar dari tata cahaya. Lampu memberi penerangan pada pemain dan setiap objek yang ada di atas panggung. Istilah penerangan dalam tata cahaya panggung bukan hanya sekedar memberi efek terang
�� Dimensi. Dengan tata cahaya kedalaman sebuah objek dapat dicitrakan. 
�� Pemilihan. Tata cahaya dapat dimanfaatkan untuk menentukan objek dan area yang hendak disinari.
�� Atmosfir. Yang paling menarik dari fungsi tata cahaya adalah kemampuannya menghadirkan suasana yang mempengaruhi emosi penonton.
�� Gerak. Tata cahaya tidaklah statis. Sepanjang pementasan, cahaya selalu bergerak dan berpindah dari area satu ke area lain, dari objek satu ke objek lain.
�� Gaya. Cahaya dapat menunjukkan gaya pementasan yang sedang dilakonkan.
�� Komposisi. Cahaya dapat dimanfaatkan untuk menciptakan lukisan panggung melalui tatanan warna yang dihasilkannya.
�� Penekanan. Tata cahaya dapat memberikan penekanan tertentu pada adegan atau objek yang dinginkan.
�� Pemberian tanda. Cahaya berfungsi untuk memberi tanda selama pertunjukan berlangsung.

Peralatan tata cahaya
• Bohlam
• Reflector dan refleksi
• Lensa
• Lampu
• Scoop
• Perlengkapan pemasangan
• Assesoris
• Dimmer dan control


Warna cahaya
Warna cahaya sangat berpengaruh pada suasana panggung. Dalam pertunjukan teater realis yang meniru warna cahaya matahari maka harus benar-benar dibedakan antara warna matahari di saat fajar, pagi, siang, dan sore hari. Kesalahan pemilihan warna dapat berakibat fatal berkaitan dengan latar waktu kejadian peristiwa.
• Pencampuran warna
Ada dua tekhnik pencampuran warna yaitu dengan :
o Additive mixing 
o Subtractive mixing
Penyinaran
Prinsip dasar penyinaran adalah membuat objek yang disinari jelas terlihat dan cahaya tidak bocor sampai ke penonton atau bagian panggung lainnya yang tidak memerlukan sinar.
Praktek cahaya
Yang meliputi beberapa hal yakni :
 Mempelajari naskah
 Diskusi dengan sutradara
 Mempelajari desain tata busana
 Mempelajari tata panggung
 Memepelajari tata panggung dan perlengkapan
 Mengikuti latihan
 Membuat konsep
 Plot tata cahaya
 Gambar desain tata cahaya
 Penataan dan percobaan
 Pementasan

D. TATA PANGGUNG
Tata panggung disebut juga dengan istilah scenery (tata dekorasi). Gambaran tempat kejadian lakon diwujudkan oleh tata panggung dalam pementasan. Tidak hanya sekedar dekorasi (hiasan) semata, tetapi segala tata letak perabot atau piranti yang akan digunakan oleh aktor disediakan oleh penata panggung.
Jenis-jenis panging
Sebagaiman yang kita tahu bahwa banyak sekali model panggung, namun dewasa ini yang sering kali digunakan adalah panggung proscenium, thrust, dan panggung arena.
Bagian-bagian panggung

☻border ☻backdrop 
☻batten ☻penutup 
☻rumah panggung ☻catwalk 
☻tirai besi ☻latarpanggung atas ☻sayap ☻layar panggung ☻krap jungkit ☻tangga
☻apron ☻bawah panggung ☻orchestra pit ☻FOH 
☻langit akustik ☻ruang pengendali ☻bar ☻foyer 
☻auditorium ☻ruang ganti pemain


Fungsi tata panggung
Dalam perancangan tata panggung selain mempertimbangkan jenis panggung yang akan digunakan ada beberapa elemen komposisi yang perlu diperhatikan. Sebelum menjelaskan semua itu, fungsi tata panggung perlu dibahas terlebih dahulu. Selain merencanakan gambar dekor, penata panggung juga bertanggungjawab terhadap segala perabot yang digunakan. Karena keseluruhan objek yang ada di atas panggung dan digunakan oleh aktor membentuk satu lukisan secara menyeluruh. Perabot dan piranti sangat penting dalam mencipta lukisan panggung, terutama pada panggung arena dimana lukisan dekor atau bentuk bangunan vertikal tertutup seperti dinding atau kamar (karena akan menghalangi pandangan sebagian penonton) tidak memungkinkan diletakkan di atas panggung. Tata perabot kemudian menjadi unsure pokok pada tata panggung arena. Unsur-unsur ini ditata sedemikian rupa sehingga bisa memberikan gambaran lengkap yang berfungsi untuk menjelaskan suasana dan semangat lakon, periode sejarah lakon, lokasi kejadian, status karakter peran, dan musim dalam tahun dimana lakon dilangsungkan.

E. TATA SUARA
Tata adalah suatu usaha pengaturan terhadap sesuatu bentuk, benda dan sebagainya untuk tujuan tertentu. Suara adalah getaran yang dihasilkan oleh sumber bunyi biasanya dari benda padat yang merambat melalui media atau perantara. Perantara dapat berupa benda padat, cair, dan udara kepada alat pendengaran.



Tekhnik penataan suara
Penata suara dalam menjalankan tugasnya harus mempertimbangkan kualitas suara yang dihasilkan sebagai nilai seni. Kualitas suara yang dihasilkan ahrus baik, jelas, wajar terdengar, indah dan menarik. Bukan hanya mengutamakan keras dan lemahnya suara.
• Tekhnik miking • tekhnik balancing
• Tekhnik mixing •tekhnik recording
Fungsi tata suara
Tata suara memiliki beberapa fungsi, yaitu.
�� Menyampaikan pesan tentang keadaan yang sebenarnya kepada pendengar atau penonton.
�� Menekankan sebuah adegan atau peristiwa tertentu dalam lakon, baik melalui efek suara atau alunan musik yang di buat untuk menggambarkan suasana atau atmosfir suatu tempat kejadian.
�� Menentukan tempat dan suasana terentu, keadaan tenang, tegang, gembira maupun sedih, misalnya seperti suara ombak, camar dan angin memperkuat latar cerita di tepi pantai.
�� Menentukan atau memberikan informasi waktu. Bunyi lonceng jam dinding, ayam berkokok, suara burung hantu, dan lain sebagainya.
�� Untuk menjelaskan datang dan perginya seorang pemain. Ketukan pintu, suara motor menjauh, dan suara langkah kaki, gebrakan meja, dan lain sebagainya.
�� Sebagai tanda pengenal suatu acara atau musik identitas cara (soundtrack). Musik yang berirama jenaka bisa memberikan gambaran bahwa pertunjukan yang akan disaksikan bernuansa komedi, sementara musik yang berat dan tegang dapat memberikan gambaran pertunjukan dramatik.
�� Menciptakan efek khayalan atau imajinasi dengan menghadirkan suara-suara aneh di luar kelaziman.
�� Sebagai peralihan antara dua adegan, sebagai fungsi perangkai atau pemisah adegan, biasanya musik pendek yang dibuat khusus untuk suatu drama atau ceritera.
�� Sebagai tanda mulai dan menutup suatu adegan atau pertunjukan. Tone buka dan tone penutup, ada juga yang diambil dari potongan soundtrack.




Jenis tata suara
• Live
• Rekaman
• Rekam basah
• Rekam kering
Peralatan tata suara
• Mikrofon 
• recorder
• Audio equalizer
• Expander
• Power amplifier
• Audio speaker monitor
Praktek tata suara
• Persiapan 
• Penataan
• Pengecekan
• Perawatan peralatan audio
Wal hasil, Alhamdulillah sekian lama membaca, berbagai posisi telah ku buat hanya untuk menikmati sebuah karya seni, Dengan mata merem-melek akhirnya tugas laporan bacaan telah terselesaikan, meski jauh dari kesempurnaan dan harapan My Greatest lecture Mr Imam. Saya ucapkan terima kasih yang setulusnya karena dengan tugas ini kami dapat menjelajahi dan memahami tentang theater. 




Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar